1. Museum Wayang (1640)
Museum
Wayang adalah sebuah museum yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara
Nomor 27, Jakarta Barat. Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah
beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De
Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertamakali
pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe
Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur
oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan
inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai
museum pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian
gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.
2. Museum Bahari (1652-1771)
Museum
Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan
kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Koleksi-koleksi
yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan
aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Disajikan
pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang
kegiatan pelayaran. Di sisi lain ditampilkan koleksi biota laut,
data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka
perlengkapan nelayan dan pelayaran (alat navigasi, jangkar, teropong,
model mercusuar dan aneka meriam), tehnologi pembuatan perahu
tradisional serta folklor adat-istiadat masyarakat nelayan Nusantara.
Melengkapi penampilan kebaharian Indonesia, museum ini juga menampilkan
matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh
maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.
Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Barat. 3. Museum Fatahilah (1707-1710)
Dikenal
juga sebagai Museum Sejarah Jakarta, bila anda datang untuk berwisata
ke Jakarta, Anda harus mengunjungi Museum Fatahillah di Jakarta.
Terletak di pusat Fatahillah Square di Jalan Pintu Besar Utara 27. Ada
dua museum lainnya di alun-alun ini. Anda juga akan terkesan dengan air
mancur di tengahnya dan sebuah meriam Portugis.
4. Museum Benteng Vredeburg (1760)
Gedung hasil peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang pertama dibangun pada tahun 1760. 5. Museum Nasional Republik Indonesia (1778)
Pada
tanggal 24 April, 1778 sekelompok intelektual Belanda mendirikan
lembaga ilmiah dengan nama Bataviaasch van Kunsten en Genotschap
Wetenschappen, (Batavia Society for Seni dan Ilmu Pengetahuan). Badan
swasta ini memiliki tujuan mempromosikan penelitian di bidang seni dan
sains, terutama dalam sejarah, arkeologi, etnografi dan fisika, dan
menerbitkan berbagai temuan.
Salah satu pendiri JCM Radermacher,
menyumbang pembangunan dan koleksi benda budaya dan buku-buku, yang
memiliki potensi besar untuk memulai sebuah museum dan perpustakaan bagi
masyarakat.6. Museum Taman Prasasti (1795)
Museum
Taman Prasasti adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa
kolonial Belanda yang berada di Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat.
Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno serta miniatur makam
khas dari 27 propinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah
antik. Museum seluas 1,2 ha ini merupakan museum terbuka yang
menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para
pematung, pemahat, kaligrafer dan sastrawan yang menyatu.
7. Museum Bank Indonesia (1828)
Terletak
di Jl. Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat (depan Stasiun Beos).
Gedung ini dibangun pertama kali tahun 1828, hasil peninggalan De
Javasche Bank pada masa penjajahan Belanda.8. Museum Seni Rupa dan Keramik (1870)
Gedung
ini didirikan anatar tahun 1866-1870, namun baru diresmikan sebagai
museum yaitu pada tahun 1976 oleh Presiden Soeharto saat itu. Gaya
bangunan ini merupakan satu-satunya bangunan dengan gaya Yunani Klasik
di daerah Jakarta Kota.
9. Museum Radya Pustaka (1890)
Merupakan
museum tertua di kota Solo, yang didirikan pada tanggal 28 Oktober
1890. Museum ini telah mendidik dan menginformasikan para pengunjungnya
untuk jangka waktu seratus tahun lebih lamanya, dan masih tetap menjadi
salah satu museum yang paling ramai dikunjungi. Museum ini menampilkan
berbagai pameran yang semuanya akan memberi Anda pemahaman yang wajar
dari tradisi dan kebiasaan Solo serta Indonesia. Museum Radya Pustaka
dibangun dengan tujuan menyimpan buku dan karya-karya para penyair,
penulis dan intelektual dari masa lalu. Bahkan museum terkenal di
seluruh kota untuk menampilkan banyak koleksi barang antik, gamelan,
keris, wayang, wayang beber gulir, beberapa buku Jawa dan Belanda. 10. Museum Mulawarman (1971)
Terletak
di Tenggarong, sekitar 45 Km dari Samarinda dan sekitar 110 Km dari
Balikpapan. Museum ini resmi dideklarasikan pada tanggal 25 Nopember
1971 oleh Gubernur Kalimantan Timur (Bapak HA Wahab Syahranie), yang
kemudian disreahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada
tanggal 18 Februari 1976. Koleksinya meliputi: Perhiasan Kerajaan Kutai,
keramik dari periode Hindu dan Islam tua tombak, gamelan, tahta, dunia
menyapu meriam, dan koleksi dari Sultan Bulungan, Sultan Pasir, Sultan
Sambaliung, dan Sultan Gunung Tabur.
No comments:
Post a Comment